Ada begitu banyak permasalahan UMKM yang sering ditemui di lapangan. Apakah kamu termasuk ke dalam pelaku UMKM? Jika iya, maka kamu perlu memahami permasalahan apa saja yang akan sering dihadapi oleh setiap pelaku usaha mikro kecil dan menengah.
Menjalankan sebuah bisnis memang tidaklah mudah, terutama bila kamu baru mulai merintis bisnis kecilmu sendiri. Untuk itu, melalui artikel ini, kamu akan mendapatkan informasi penting seputar berbagai permasalahan UMKM yang akan sering dijumpai di kemudian hari.
Tentu saja, kamu juga akan mempelajari solusi atas setiap permasalahan yang ada. Langsung saja simak pembahasan lengkapnya di bawah ini.
Sekilas Perkembangan UMKM di Indonesia
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mulai berkembang sejak beberapa tahun terakhir ini. Banyak orang yang mulai beralih dari bekerja di bawah perusahaan seseorang menjadi pemilik dari bisnis yang mereka jalankan sendiri.
Momentum perkembangan UMKM semakin meningkat khususnya sejak wabah pandemi COVID-19 muncul 2020 lalu.
Menurut ASEAN Investment Report yang dirilis United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) pada September 2022, Indonesia memiliki jumlah UMKM terbanyak di kawasan ASEAN.
Laporan tersebut mencatat jumlah UMKM di Indonesia pada 2021 mencapai sekitar 65,46 juta unit. Bahkan UMKM Indonesia tercatat mampu menyerap 97% tenaga kerja, menyumbang 60,3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), serta berkontribusi 14,4% terhadap ekspor nasional.
Proporsi serapan tenaga kerja UMKM Indonesia itu merupakan yang terbesar di ASEAN. UMKM di negara-negara tetangga hanya menyerap tenaga kerja di kisaran 35%-85%.
Meski demikian, tidak mudah bagi para pelaku UMKM dalam menjalankan bisnis yang mereka miliki di tengah situasi perekonomian yang tidak stabil serta berbagai permasalahan lainnya yang dapat mengancam kestabilan bisnis.
Baca juga: Mengenal UMKM Go Digital dan Contoh Prospek Bisnisnya
Apa Saja Kriteria UMKM?
Apakah semua usaha dapat disebut UMKM? Tentu saja ada kriteria yang perlu dipenuhi sebagaimana UMKM di Indonesia telah diatur di dalam Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PP UMKM) pasal 35 hingga pasal 36.
Bagi UMKM yang telah berdiri, pengelompokkan UMKM dilakukan berdasarkan kriteria hasil penjualan tahunan. Di antaranya terdiri atas:
– Level Mikro memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp2 miliar.
– Usaha Kecil memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2 miliar, maksimal sampai Rp15 miliar.
– Usaha Menengah memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp15 miliar dengan nominal maksimal sampai Rp50 miliar.
Sedangkan, bagi UMKM yang baru akan didirikan, terdapat kriteria modal UMKM yang terdiri sebagai berikut:
– Skala Mikro memiliki modal usaha maksimal Rp1 miliar di luar tanah dan bangunan tempat usaha.
– Usaha Kecil memiliki modal usaha lebih dari Rp1 miliar dengan nominal maksimal sampai Rp5 miliar di luar tanah dan bangunan tempat usaha.
– Usaha Menengah merniliki modal usaha lebih dari Rp5 miliar, maksimal sampai Rp10 miliar di luar tanah dan bangunan tempat usaha.
Baca juga: Pajak Penghasilan Perusahaan: Pengertian dan Jenisnya
10 Masalah UMKM dan Solusinya yang Dapat Kamu Terapkan
Berikut ini, setidaknya ada 10 permasalahan UMKM yang umum terjadi beserta solusinya yang penting untuk kamu selaku pemilik usaha ketahui.
1. Perlu Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Banyak pelaku UMKM di Indonesia yang masih kurang memahami bahwa setiap kegiatan usaha apa pun yang berjalan di negara Indonesia membutuhkan SIUP.
Jika kamu tidak memiliki izin usaha resmi (SIUP), maka ini menjadi salah satu faktor yang akan menghambat pertumbuhan usaha mikro, dan menjadi kendala administratif untuk mendapat akses pembiayaan modal usaha hingga pembayaran pajak UMKM kepada negara sebesar 0,5 persen.
2. Minimnya Modal Usaha
Hampir sebagian besar pelaku UMKM pernah menghadapi masalah di mana modal usaha yang mereka miliki sangat minim untuk mengembangkan usaha.
Akan tetapi, kamu tidak perlu khawatir karena saat ini ada begitu banyak platform yang dapat membantu para pebisnis UMKM untuk mendapatkan suntikan modal usaha. Contohnya:
- Kamu bisa memperoleh pinjaman modal usaha dari sistem penggalangan dana (crowdfunding) yang dihadirkan oleh teknologi finansial (fintech).
- Kamu juga bisa mendaftarkan UMKM kepada pemerintah agar memperoleh bantuan langsung tunai (BLT) untuk UMKM yang berasal dari Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Sosial.
3. Tidak Memiliki Pengetahuan yang Luas Mengenai Bisnis
Sebagai seorang pelaku UMKM, kamu perlu memiliki pengetahuan yang luas mengenai bisnis dan bagaimana cara mengembangkannya. Untuk dapat memperluas wawasan mengenai bisnis, kamu dapat mempelajari bagaimana kompetitor menjalankan bisnis mereka.
Carilah informasi selengkap-lengkapnya dan dapat kamu kembangkan menjadi konsep bisnis yang baru dan memiliki prospektif yang bagus. Jika perlu, ikuti berbagai webinar online atau ikut komunitas bisnis.
Baca Juga: Perbedaan UMR dan UMK, Sudah Tahu?
4. Kurang Memanfaatkan Pemasaran Digital untuk Meningkatkan Penjualan
Pemasaran digital menjadi sarana promosi yang dapat membantu kamu untuk meningkatkan penjualan. Banyak pelaku UMKM yang masih jarang memasarkan produknya secara digital sehingga pada akhirnya bisnis tersebut menjadi kurang terekspos ke masyarakat luas.
Oleh karena itu, lakukanlah pemasaran online dengan menerapkan strategi pemasaran yang unik serta menarik disertai teknologi digital terkini. Kamu juga bisa mencoba aplikasi Start Up Plan apabila ingin melakukan digitalisasi bisnis.
5. Belum Tahu Cara Mengembangkan Bisnis
Hanya karena kamu seorang pelaku UMKM tidak menutup kesempatanmu untuk mengembangkan bisnismu menjadi lebih besar (scale-up). Sayangnya, kebanyakan pelaku UMKM di Indonesia masih belum menyadari pentingnya membuat strategi pengembangan bisnis.
Bila kamu berniat mengembangkan bisnismu, rajin-rajinlah melakukan berbagai hal ini:
- Riset pasar
- Riset kompetitor
- Riset target pasar
- Berinovasi dan mengembangkan produk/jasa baru
- Mengembangkan ilmu mengenai dunia bisnis
- Mengevaluasi kinerja bisnis
- Menyesuaikan strategi bisnis dan pemasaran seiring perkembangan industri
6. Tidak Melakukan Branding
Meskipun branding identik dengan perusahaan-perusahaan besar, bukan berarti bisnis kecil tidak membutuhkan branding yang baik. Justru sebaliknya, pada pasar yang padat dengan kompetisi bisnis, sebuah UMKM justru akan semakin berhasil dengan identitas branding yang unik dan menarik.
Jadi, sejak awal, tentukanlah image atau citra yang ingin ditampilkan oleh usaha dan produkmu. Kemudian, kembangkanlah citra tersebut dengan berbagai strategi branding seperti:
- Membuat logo, nama usaha, dan tagline yang unik
- Membuat website sendiri sebagai media branding
- Menggunakan media sosial sebagai platform untuk mengukuhkan citra bisnis
- Berfokus dalam meningkatkan dan menjaga kualitas produk yang ditawarkan
- Meningkatkan pelayanan kepada konsumen
7. Komunikasi Bisnis yang Kurang Efektif
Komunikasi bisnis yang kurang efektif juga merupakan salah satu permasalahan UMKM di Indonesia. Karena kurangnya pengalaman, pelaku UMKM seringkali sulit berkomunikasi dengan pelanggan, karyawan, dan stakeholder lainnya dengan efektif.
Hal ini tentunya berpengaruh besar pada banyak hal, dimulai dari efisiensi manajemen operasional bisnis hingga kemampuan menjaga loyalitas pelanggan.
Solusi untuk masalah ini sebenarnya cukup mudah, tetapi dalam praktis, pelaku UMKM mungkin menghadapi kesulitan menerapkannya. Salah satu solusi masalah ini adalah dengan menggunakan teknologi yang tersedia.
Contohnya, menggunakan media sosial untuk meningkatkan efisiensi komunikasi bisnis dengan konsumen ataupun menggunakan aplikasi absensi untuk mengkomunikasikan informasi shift kepada karyawan.
8. Pembukuan Secara Manual
Proses pembukuan manual dapat menjadi kendala dalam bisnis UMKM Anda. Di zaman yang sudah digital ini sebaiknya proses pembukuan harus beralih dari manual ke digital. Jika pada proses pembukuan manual mengalami kerusakan, kehilangan, atau kesalahan akan mengakibatkan kehilangan data dan sistem penjualan akan tertunda.
Proses pembukuan adalah proses yang sangat penting dalam perkembangan strategi bisnis terbaru dan merupakan salah satu syarat wajib yang diperlukan untuk melakukan peminjaman modal. Solusinya adalah dengan beralih ke proses pembukuan secara otomatis dengan menggunakan aplikasi atau sistem pembayaran online yang sudah terintegrasi.
9. Kurangnya Inovasi Produk
Kurangnya inovatif dalam memproduksi produk juga dapat menjadi kendala dalam bisnis UMKM Anda. Setiap harinya konsumen akan mencari produk-produk yang berbeda dari segi jasa, harga, dan pelayanan.
Jika konsumen melihat produk yang sama pada setiap harinya, maka konsumen akan melihat kompetitor Anda sehingga bisnis yang sedang dijalankan oleh Anda akan kalah bersaing.
Solusinya adalah Anda mesti memperbaharui dan mengetahui produk-produk Anda yang diminati oleh konsumen Anda dan mengikuti tren pasar.
Baca juga: Memahami Pengertian dan Tujuan Utama Lean Startup
10. Sulitnya Mencatat Daftar Absensi Karyawan Secara Manual
Kamu tentu tidak sendiri dalam menjalankan bisnis saat ini. Ada banyak karyawan yang terlibat dan kamu perlu memantau kinerja mereka. Salah satu cara untuk memantau kinerja karyawan adalah dengan menggunakan sistem absensi.
Sayangnya, sistem absensi yang digunakan oleh para pelaku UMKM saat ini masih menggunakan cara manual yang tentu dapat mengurangi tingkat efektifitas dalam mengolah data. Sebagai solusinya, kamu bisa beralih dengan menggunakan aplikasi absensi online.
Baca juga: 3 Peran UMKM dalam Perekonomian Indonesia
Manfaat Menggunakan Daftar Absensi Online untuk UMKM
Aplikasi absensi online awalnya diinisiasi oleh sejumlah perusahaan besar. Tapi kini, para pelaku UMKM pun juga dapat menggunakannya karena aplikasi ini dapat diunduh secara gratis melalui berbagai macam perangkat.
Lalu, apa saja keuntungan menggunakan aplikasi absensi online untuk bisnis kamu?
1. Rekapitulasi Lebih Mudah
Keuntungan absensi online yang yang pertama adalah memudahkan pencatatan serta rekapitulasi data karyawan. Begitupun dengan data kehadiran, ketidakhadiran, dan keterlambatan tercatat otomatis tanpa perlu memindahkannya secara manual.
Terlebih, sistem online juga biasanya sudah terintegrasi antar data sehingga perubahan data akan dilakukan secara otomatis dan akurat. Sehingga HRD atau personalia akan lebih efisien dalam bekerja.
2. Mengurangi Potensi Kecurangan
Absensi online umumnya didukung dengan teknologi Global Positioning System (GPS) dan biometrik yang meminimalkan kecurangan. Teknologi ini akan memverifikasi kehadiran karyawan di suatu tempat.
Selain itu, posisi pengguna aplikasi juga akan memberi informasi keberadaannya yang dengan mudah terlacak oleh GPS. Oleh karena itu, karyawan tidak bisa memanipulasi data karena data digital dienkripsi serta disimpan dengan aman.
3. Dapat Dijadikan Dasar untuk Penggajian Karyawan
Jika sistem absensi dilakukan secara online, maka waktu yang digunakan juga otomatis sinkron dan sesuai dengan waktu sebenarnya yang berlaku di semua perangkat.
Hal tersebut membuat perhitungan jam kerja menjadi lebih akurat dan tidak bisa diprotes oleh karyawan. Apalagi bagi perusahaan yang memberlakukan kebijakan gaji berdasar keterlambatan, maka sistem absensi online akan sangat membantu.
4. Pemantauan Real-time
Penggunaan aplikasi absensi online dapat membantu kamu dalam memantau kinerja karyawan secara real time. Seluruh data absensi yang masuk akan tersimpan di dalam database cloud dan diolah secara otomatis. Hal ini dapat membantu meningkatkan produktifitas kegiatan operasional di dalam perusahaan kamu.
5. Menghemat Biaya
Absensi online tidak membutuhkan perangkat fisik mesin absensi ataupun pemasangan sistem. Dengan demikian, cara ini akan menghemat pengeluaran dari perusahaan itu sendiri.
Kehadiran absensi online akan memberikan fleksibilitas sehingga Anda hanya perlu mendaftar, mengunduh aplikasi, serta memakai smartphone atau laptop untuk mengakses sistem absensi.
Baca juga: Inilah Struktur Organisasi F&B Service Beserta Tugas Masing-Masing
StaffAny: Aplikasi Absensi Online Terbaik
Jadi, itulah deretan permasalahan UMKM yang mungkin akan kamu jumpai di kemudian hari atau bahkan tengah kamu tangani. Informasi di atas dapat menjadi pegangan bagi kamu apabila sewaktu-waktu harus menghadapi salah satu masalah dari pembahasan di atas.
Selain itu, sebagai tahapan pertama untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas operasional perusahaan, kamu dapat beralih untuk menggunakan aplikasi absensi online StaffAny.
Aplikasi absensi online tidak hanya dapat digunakan oleh perusahaan besar saja, namun bisnis UMKM pun juga dapat menggunakannya.
Aplikasi StaffAny dapat membantu kamu untuk meningkatkan nilai disiplin karyawan yang tentu sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kegiatan operasional perusahaan.
Fitur StaffAny
- Aplikasi absensi StaffAny menyediakan fitur absensi online yang sudah terintegrasi dengan GPS untuk memudahkan kamu dalam memantau posisi karyawan.
- Karyawan juga dapat mengajukan izin serta cuti langsung melalui aplikasi StaffAny. Hal ini tidak hanya memberi kemudahan kepada karyawan saja, namun juga tim HRD kamu.
- Ada juga fitur tambahan lainnya seperti reimburse serta fitur-fitur yang berhubungan dengan pengajuan kas perusahaan. Kamu akan mendapatkan data laporan lengkap secara real time ketika ada karyawan yang ingin mengajukan reimburse saat itu juga.
Dengan fitur-fitur ini, karyawan pun tidak perlu melalui berbagai proses yang berbelit dan mengurangi tingkat produktivitas di perusahaan.
Apakah kamu tertarik untuk menggunakan aplikasi StaffAny? Unduh langsung StaffAny yang merupakan aplikasi pengatur jadwal gratis untuk mengelola bisnis UMKM kamu agar menjadi lebih baik dan produktif lagi.
Beberapa Pertanyaan Umum Seputar Permasalahan UMKM di indonesia
Berikut ini beberapa pertanyaan yang sering diajukan oleh para pelaku umkm di indonesia:
1. Permasalahan apa saja yang dihadapi oleh UMKM di Era Digital?
- Pengetahuan Teknologi Masih Rendah
- Sulitnya Menemukan Platform Digital yang tepat
- Strategi Pemasaran Digital yang Lebih Menarik
2. Strategi apa saja yang dapat meningkatkan kinerja UMKM?
- Buat Business Plan Yang Tepat.
- Miliki Standard Operating Procedure.
- Lakukan Segmentasi Pasar.
- Tingkatkan Penggunaan Internet.
- Tingkatkan Kapasitas Informasi Teknologi (IT)