Jika kamu adalah seorang pemilik bisnis, pengetahuan cara menghitung labor cost, baik itu langsung maupun tidak langsung sangatlah penting. Perusahaan sejatinya bergantung pada banyak elemen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk dapat berfungsi dengan baik.
Beberapa elemen, termasuk di dalamnya tenaga kerja langsung dan tidak langsung dapat bergeser dan berubah mengikuti dinamika sifat bisnis itu sendiri.
Agar kamu lebih memahami cara menghitung labor cost ini, StaffAny akan membahas secara lengkap pengertian konsep, jenis-jenis, cara menghitung, hingga contoh kasus dari penghitungan labor cost.
Mengenal Konsep Labor Cost
Labor cost adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan semua biaya yang terkait dengan tenaga kerja dalam sebuah perusahaan.
Labor cost meliputi gaji dan upah karyawan, tunjangan karyawan, pajak dan kontribusi sosial yang harus dibayarkan oleh perusahaan atas karyawan yang dipekerjakan, serta biaya lainnya seperti asuransi kesehatan dan program kesejahteraan karyawan.
Memahami biaya tenaga kerja dapat membantu perusahaan untuk dapat dengan mudah menentukan harga produk.
Baca juga: 8 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Upah
Jenis-jenis Labor Cost
Terdapat dua jenis labor cost yang harus diperhitungkan oleh perusahaan tergantung pada situasi atau kondisi tertentu, yaitu langsung (direct) dan tidak langsung (indirect). Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai keduanya::
1. Direct
Labor cost langsung mengacu pada biaya yang secara langsung terkait dengan produksi atau pengolahan barang atau jasa tertentu. Biaya ini dapat secara langsung diatribusikan kepada produk atau layanan yang dihasilkan.
Contoh dari labor cost langsung ini adalah gaji atau upah pekerja pabrik yang terlibat dalam proses produksi, tenaga kerja yang langsung terlibat dalam merakit produk, atau pekerja yang melakukan jasa pelayanan kepada pelanggan.
2. Indirect
Labor cost tidak langsung merujuk pada biaya yang tidak secara langsung terlibat dalam proses produksi atau pengolahan barang atau jasa. Biaya ini umumnya tidak dapat secara langsung diatribusikan kepada produk atau layanan tertentu.
Contoh dari labor cost tidak langsung ini termasuk gaji karyawan administrasi, biaya pelatihan karyawan, tunjangan kesehatan atau asuransi karyawan, dan biaya pensiun atau manfaat karyawan lainnya.
Baca juga: 2 Contoh Biaya Tenaga Kerja yang Perlu Dihitung
Cara Menghitung Labor Cost
Setelah memahami konsep dan jenis-jenis dari labor cost, berikutnya mari membahas cara menghitung labor cost termasuk seperti apa langkah-langkah yang perlu dilakukan. Berikut penjelasannya.
1. Identifikasi Biaya Apa Saja yang Termasuk
Langkah pertama adalah mengidentifikasi semua biaya yang terkait dengan tenaga kerja. Biaya ini termasuk gaji atau upah pekerja, tunjangan karyawan seperti tunjangan kesehatan atau asuransi, tunjangan pensiun, biaya pelatihan karyawan, dan manfaat karyawan lainnya.
Juga, perlu memperhatikan pajak dan kontribusi yang harus dibayarkan oleh perusahaan atas tenaga kerja yang mereka miliki.
2. Tambahkan Biaya Tenaga Kerja
Setelah mengidentifikasi biaya-biaya tersebut, tambahkan semua biaya tersebut secara keseluruhan. Ini termasuk semua gaji, tunjangan, pajak, dan kontribusi yang perusahaan tanggung untuk tenaga kerja.
3. Hitung Biaya Tenaga Kerja per Jam
Kamu bisa melakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai labor cost dengan cara membagi jumlah seluruh cost tenaga kerja untuk durasi tertentu dengan jumlah jam kerja pada durasi tersebut.
Misalnya, ketika kamu menentukan jumlah direct labor cost untuk seorang karyawan adalah Rp60 juta per tahun, dan karyawan tersebut bekerja 2.000 jam per tahun (dengan hitungan 40 jam seminggu selama 50 minggu dalam setahun), bagilah Rp60 juta tersebut dengan 2.000 jam untuk menentukan biaya tenaga kerja langsung karyawan.
Sehingga hitungan yang didapatkan adalah Rp60 juta / 2.000 = Rp30.000 per jam.
4. Hitung Biaya Tenaga Kerja untuk Periode Lain
Selain menghitung biaya tenaga kerja per jam, kamu juga dapat menghitung biaya tenaga kerja untuk periode waktu lainnya, seperti per minggu, per bulan, atau per tahun.
Untuk melakukannya, kamu perlu mengetahui jumlah jam kerja karyawan dalam periode waktu tersebut, kemudian kalikan dengan biaya tenaga kerja per jam yang telah dihitung sebelumnya.
Baca juga: 4 Perbedaan PKWT dan Outsourcing yang Wajib Diketahui
Contoh Kasus Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Untuk gambaran lebih jelasnya, kamu bisa melihat contoh penggunaan biaya tenaga kerja langsung. Contoh ini menunjukkan direct labor cost per jam. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
Aromatic Coffee menjalankan bisnis produksi dan distribusi biji kopi utuh, dengan mempekerjakan 15 karyawan yang bekerja pada bagian produksi, pengemasan, dan pengiriman kantong kopi.
Pemilik toko ingin menentukan direct labor cost per jam dari karyawannya. Berikut adalah langkah-langkah yang dia lakukan:
– Pertama, dari total upah 15 karyawan, didapatkan jumlah nilainya adalah Rp750 Juta yang berupa total direct labor cost untuk tahun tersebut.
– Kemudian, jumlahkan jam kerja karyawan dalam durasi satu tahun terakhir. Nilai yang didapatkan adalah 10 karyawan bekerja selama 40 jam seminggu selama 50 minggu dengan total 20.000 jam (10 x 40 x 50 = 20.000). 5 karyawan lain bekerja selama 35 jam seminggu selama 20 minggu dengan total 8.400 jam (5 x 35 x 20 = 8.400)
Jadi, telah didapatkan jumlah jam kerja total seluruh karyawan adalah 28.400 jam (20.000 + 8.400 = 28.400)
– Tahap yang terakhir adalah membagi total biaya tenaga kerja langsung dengan jumlah total jam untuk mengetahui direct labor cost per jam.
Direct labor cost per jam = Rp750 juta / 28.400 jam = Rp26.409 per jam
Menghitung seluruh biaya dalam proses membangun bisnis adalah salah satu hal terpenting. Hal ini dapat memastikan seluruh pengeluaran yang kamu keluarkan dapat digunakan sebagaimana mestinya dan menghindari berbagai bentuk pemborosan.
Untuk memudahkan pemantauan biaya termasuk slip gaji online karyawan, kamu dapat memanfaatkan StaffAny sebagai salah satu software HRD terbaik yang memiliki fitur slip gaji online gratis.
Kami juga menyediakan fitur menarik lainnya untuk mempermudah pekerjaan HR perusahaanmu, seperti fitur pengajuan cuti, absensi, dan masih banyak lagi.
Jika kamu tertarik untuk menikmati seluruh fitur tersebut, cukup gunakan Start Up Plan yang sudah mencakup fitur laporan absensi dan manajemen lainnya untuk bisnis barumu. Sistem ini dapat membantu bisnismu untuk berkembang lebih pesat pada masa depan.
Ingin mengetahui lebih lanjut tentang Start Up Plan dari StaffAny? Hubungi kami melalui WhatsApp atau kunjungi situs resmi StaffAny. Integrasikan bisnismu lebih optimal bersama StaffAny!